BAB I
PENDAHULUAH
A.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang kesehatan berdampak besar terhadap peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan. Pelayanan
keperawatan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan professional perlu ditunjang oleh konsep dasar keilmuan
diantaranya pemahaman terhadap empat konsep sentral keperawatan. Konsep dan
teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan beberapa ahli keperawatan.
Pandangan para ahli tersebut mempunyai kualitas terhadap perbedaan asumsi ,
tetapi pada dasarnya mempunyai apresiasi terhadap proses pemberian asuhan
keperawatan kepada klien sehingga memerikan kesempatan untuk berkembang secara
mandiri dalam memenuhi kebutuhan dalam status kesehatannya.
Asuhan
keperawatan yang profesional akan terwujud jika perawat sendiri benar-benar
memahami ilmu keperawatan secara benar dan baik. Pemahaman yang baik dan benar
tentunya merujuk kepada ilmu keperawatan yang dijadikan dasar dalam pemberian
asuhan keperawatan baik di rumah sakit maupun di masyarakat. Namun saat
ini pemahaman perawat terhadap ilmu keperawatan yang seharusnya dijadikan dasar
dan panduan dalam memberikan asuhan keperawatan masih sangat kurang, sehingga
asuhan keperawatan dalam berbagai tatanan masih berdasarkan order dari profesi
lain atau pelayanan yang bersifat rutinitas semata. Dengan demikian pemahaman
perawat akan ilmu keperawatan perlu ditingkatkan sehingga akan terlihat secara
jelas peran perawat sebagai suatu profesi yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat atas dasar suatu keilmuan yang akan membedakan pelayanan
keperawatan dengan pelayanan kesehatan yang lain.
Sehubungan
dengan uraian tersebut diatas pada makalah ini, penulis akan menganalisa
aplikasi salah satu model/teori keperawatan pada asuhan keperawatan di rumah
sakit. Dalam tulisan ini penulis akan menganalisa aplikasi model/teori
keperawatan dari Virginia Henderson. Penulis mengangkat teori/model Henderson
karena teori/model ini merupakan teori yang pertama dengan jelas
menggambarkan ilmu keperawatan berbeda dengan ilmu kedokteran. Selain itu,
teori ini menguraikan hal yang lebih spesifik yaitu fokus holistik yang
dimudahkan oleh empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang mudah dikenali,
serta langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditujukan untuk kemandirian
klien dalam memenuhi empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang menyerupai
pendekatan proses keperawatan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisa
teori Virginia Handerson Kedalam pelaksanaan asuhan Keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan
gambaran analisis model teori Henderson
b.
Memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan dari model teori Henderson
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MODEL KONSEP/ TEORI VIRGINIA
HENDERSON
A. Latar Belakang kehidupan
Virginia
Henderson lahir pada tahun 1897, ia adalah anak ke kelima dari delapan
bersaudara. Henderson asli dari Kansas City dan menghabiskan masa
pertumbuhannya di Virginia. Henderson memiliki latar
belakang pendidikan keperawatan yang meliputi pendidikan awal keperawatan di
Sekolah Perawat Militer, 1918 di Washington DC yang diselesaikannya pada
tahun1921 setelah itu ia berkarir sebagai staf perawat, mengajar di Rumah Sakit,
mengikuti pendidikan tinggi di Fakultas keguruan. Melalui
berbagai pendidikannya ia banyak mendapat ilmu tentang praktek klinik dan
proses analitikal. Pada tahun 1953, ia bekerja dengan Leo Simmon pada
Survey nasional tentang penelitian keparawatan. Pada tahun 1959, ia memimpin proyek The Nursing Studies Index di Universitas
Yale.
Sebagai
tokoh keperawatan ia pun banyak menulis, berbagai tulisan yang berupa surat
ataupun buku diterbitkan. Dalam tulisannya, Henderson memberi gambaran tentang
fungsi dan pekerjaannya yang unik berbeda dengan dokter. Ia juga membuat
deskripsi keperawatan yang menjadi acuan profesi keperawatan dalam menjalankan
aktifitas profesionalnya. Dan melalui tulisannya iapun berusaha memberikan
arahan bagi para perawat agar dapat terus menerus mengembangkan dan memperkaya
diri dalam seni, ilmu, dan humanitas yang menjadi ciri utama profesi
keperawatan.
Perawat
dimanapun sebenarnya perlu memahami apa yang dijelaskan Henderson tentang
keperawatan, karena dari berbagai pengalaman dan kegiatannya di dunia
keperawatan Henderson dapat memberikan arahan dan bimbingan bagi perawat dalam
menjalankan profesinya secara tepat. Melalui buku teks yang ia tulis, Henderson
menyuarakan pula jati diri profesi keperawatan pada dunia, baik pada masyarakat
umum, profesi kesehatan lain, bahkan pada perawat atau calon perawat itu
sendiri. Sehingga Henderson ini bukan saja memberikan arahan aplikasi secara nyata
pada perawat tetapi juga landasan bagi kokohnya profesi keperawatan.
Tentu hal
tersebut sangatlah berkaitan dengan isi defenisi keperawatan yang
dideskripsikannya berkali-kali, untuk memperjelas fungsi perawat, dimana tugas
merawat bukan hanya ditujukan pada manusia yang sakit namun yang sehat juga,
dan aktifitas itu dilaksanakan dalam rangka terpemenuhinya 14 komponen
kebutuhan dasar pada setiap manusia dengan berbagai aktifitas yang ditujukan
untuk memandirikan klien / manusia, yang didasari akan ditemukannya penyebab
gangguan kesehatan mereka yaitu ketidakmampuan, ketidak-mauan maupun
ketidaktahuan. Dan para anggota profesi keperawatan dapat mempraktekkan ilmu dan seni
keperawatan tanpa menyalahi kaidah utama profesi keperawatan itu sendiri
B. Model/Teori Virginia Henderson
Model
konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep
aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat
yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau
penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut
dapat dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat,
oleh karena itu perawat berperan untuk memandirikan klien
sebagai kemampuan yang harus dimiliki.
Dalam
tulisan Virginia Henderson edisi
ke-6 dengan judul 'The Principles and Practice of Nursing', Henderson mengutip beberapa definisi
dari sumber termasuk satu dari piagam WHO. Henderson memandang kesehatan dalam kaitan demgan kemampuan pasien
untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. 14
komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
1.
Bernafas dengan normal
2.
Makan dan minum cukup.
3.
Pembuangan eliminassi tubuh.
4.
Bergerak dan mempertahankan posisi
yang nyaman.
5.
Tidur dan istirahat.
6.
Memilih pakaian pantas, berpakaian
dan menanggalkan pakaian.
7.
Mempertahankan suhu tubuh dalam
kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
8.
Menjaga kebersihan tubuh dan
memelihara kesehatan dan melindungi kulit
9.
Menghindari bahaya dilingkungannya
dan menghindari cedera yang lain.
10.
Komunikasi dengan orang lain dalam
pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat.
11.
Beribadah menurut kepercayaan
seseorang.
12.
Bekerja sedemikian rupa sehingga ada
rasa pemenuhan akan kebutuhan.
13. Kebutuhan
bermain dan rekreasi
14.
Belajar, menemukan atau mencukupi
keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan
fasilitas kesehatan yang tersedia
Menurut
Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus tersebut dipengaruhi
oleh :
- Usia
- Kondisi emosional (mood & temperamen)
- Latar belakang sosial dan budaya.
- Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lakomotif, dan status mental
Henderson
juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan keperawatan. Didalam
modelnya yang menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk
pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasikan hal-hal
berikut :
- Urutan aktifitas yang harus dilakukan.
- Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
- Perubahan-perubahan yang telah dibuat.
Sebagai
ringkasannya, prinsip-prinsip dasar dari model Henderson adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi unik dari perawat
2.
Upaya pasien kearah kemandirian
3.
Asuhan keperawatan dasar berdasarkan
kebutuhan dasar manusia
4.
Perencanaan yang akan diberikan.
Prinsip-prinsip
dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan
keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi keperawatan
mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari
sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai
era tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba
melakukan semuanya bagi pasien. Secara umum, aktifitas keperawatan harus
didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeautik dokter.
C. Asumsi - Asumsi Pada Teori Virginia Henderson
1. Manusia / Klien
Teori
Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa
jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut
Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan
dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care)
Pemahaman
konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan
nilai yang dimilaikinya diantaranya:
1. Manusia akan
mengalami perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangandalam rentang
kehidupan.
2. Dalam
melaksankan aktifitas sehari – hari individu akan mengalami ketergantungan
sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola
asuh, lingkungan dan kesehatan.
3. Dalam
melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat
melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.
2. Perawat
Keperawatan
menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat
dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa
bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan
dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin.
Dalam hal
ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central
figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu
tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti,
tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai
muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung
jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam
menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.
Perawat
dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan klien, diantaranya :
a)
Menciptakan rasa kekeluargaan dengan
klien.
b)
Berusaha mengerti maksud klien
c)
Berusaha untuk selalu peka terhadap
ekspresi non verbal
d)
Berusaha mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya.
e)
Berusaha mengenal dan menghargai
klien.
3. Kesehatan (health)
a)
Kesehatan adalah
kualitas dari kehidupan.
b)
Kesehatan adalah
dasar dari fungsi manusia.
c)
Kesehatan
diperlukan secara mandiri dan saling menggantungkan.
d)
Peningkatan
keshehatan lebih penting dari perawatan orang sakit.
e)
Seseorang dapat
memperoleh kesehatan jika dia mempunyai kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
4. Lingkungan (environment)
a)Individu
yang sehat mampu mengontrol lingkungannya, tetapi penyakit akan menurunkan
kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan.
b) Perawat
harus mampu memberikan pendidikan kesehatan.
c)Perawat
harus melindungi pasien dari kecelakaan akibat lingkungan.
d) Perawat
harus mampu mencegah terjadinya kecelakaan melalui rekomendasi terkait dengan
konstruksi bangunan dan penempatan alat.
e)Dokter
menggunakan hasil kerja perawat untuk menentukan tindakan terbaik dalam
mencegah kecacatan
f) Perawat harus mengetahui tentang sosial
budaya dan praktek keagamaan pasien.
D. Penegasan-penegasan teoritis
1. Hubungan Perawat dengan Pasien
Ada
tiga tingkat hubungan antara perawat dengan pasien yang diindetifikasioleh Henderson
dari hubungan ketergantungan sampai ketidaktergantungan. Hubungan tersebut
meliputi :
a)
Perawat sebagai
pengganti pasien (substitute)
Pada
saat sakit perawat menggantikan kebutuhan pasien yang diakibatkan oleh karena
kehilangan kekuatan fisik, ketidakmauan dan kurangnya pengetahuan. Henderson
mengungkapkan hal ini statmennya bahwa 'Perawat, kesadaran bagi ketidaksadaran,
kehidupan dari kematian, tangan dari orang yang teramputasi, mata bagi orang
buta, pemberi kehangatan bagi bayi, juru bicara bagi orang bisu, dan
sebagainya.'
b)
Perawat sebagai
pembantu pasien (helper)
Selama
kondisi tidak sadar, perawat membantu pasien menemukan kemandiriannya.
Henderson mengatakan 'Kemandirian adalah suatu hal yang relative, tidak satupun
kita tidak bergantung pada orang lain, tetapi kita mencoba memberi kemandirian
dalam kesehatan, bukan ketergantungan dalam kesakitan'.
c)
Perawat sebagai
teman pasien (partner)
Sebagai
partner, pasien dan perawat bersama-sama memformulasikan rencana keperawatan
kebutuhan dasar yang didiagnosis. Juga dimodifikasi sesuai kondisi, usia,
temperamen, emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual pasien.
Perawat
juga harus dapat mengatur lingkungan sekitar bila diperlukan. Henderson percaya
'Perawat yang tahu reaksi fisiologis dan patologis dari perubahan temperature,
pencahayaan, tekanan gas, bau, kebisingan, bau zat kimia, dan organisme akan
mengorganisasikan lingkungan dan memaksimalkan fungsi fasilitas yang ada,'
Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan, baik dalam mencapai kemandirian atau kematian yang tenang. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari-hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan adl tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat daripada mengobati ketika sakit.
Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan, baik dalam mencapai kemandirian atau kematian yang tenang. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari-hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan adl tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat daripada mengobati ketika sakit.
2. Hubungan perawat dengan dokter
Henderson
menyatakan bahwa perawat mempunyai fungsi yang unik, berbeda dengan dokter,
dimana keperawatan, diatur oleh perawat dan pasien bersama-sama saling
mendukung dengan rencana atau program therapy dokter. Henderson menekankan,
Perawat tidak hanya mengikuti perintah dokter. Suatu pertanyaan 'Mengapa dokter
selalu memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lain?'. Bahkan
perawat mampu membantu pasien ketika dokter tidak ada. Henderson juga
menyatakan bahwa perawat ataupun dokter sangat melebihi batas.
3. Perawat sebagai anggota Team Kesehatan
Perawat
bekerja saling bergantung pada tenaga kesehatan yang lain. Perawat dan tenaga
kesehatan lain membantu menjalankan seluruh program perawatan pasien. Henderson
mengingatkan bahwa diantara team kesehatan mempunyai sumbangsih yang sama dalam
perawatan pasien. Tak ada yang lebih besar, masing-masing mempunyai fungsi unik
sendiri- sendiri
E. Aplikasi Model Virginia Henderson Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Core/inti
Data diri pasien
yang terdiri dari: umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, nilai-nilai
keyakinan serta riwayat timbulnya penyakit.
b. 14
komponen tersebut dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan
individual, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari
seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi
sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:
1)
Bernafas dengan normal
Bantuan yang
dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu memilih tempat tidur,
kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat
pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan kekmampuan
mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
2)
Kebutuhan akan nutrisi
Perawat
harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan yang normal,
kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan
tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.
3)
Kebutuhan eliminasi
Perawat
harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu
pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
4)
Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat
harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring, dan
bersandar.
5)
Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat
harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik, dan juga mengajarkan
bagaimana cara mengontrol emosi yang baik.
6)
Kebutuhan berpakaian
Perawat
dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari pakaian
yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
7)
Mempertahankan temperature tubuh
atau sirkulasi
Perawat
harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan
panas maupun dingin dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan
udara, atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi
aktifitasnya.
8)
Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat
harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep kesehatan bahwa
walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard kesehatannya, dan
bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.
9)
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat
mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang mungkin banyak
factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.
10)
Berkomunikasi dengan orang lain dan
mengekspresikan emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat.
Perawat
menjadi penterjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam
memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga
mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
11)
Kebutuhan spiritual
Perawat
mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya dan
meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh
terhadap upaya penyembuhan.
12)
Kebutuhan bekerja
Dalam
perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien
sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat
terus bekerja.
13)
Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat
mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan
selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.
14)
Kebutuhan belajar.
Perawat dapat membantu
klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan,
serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dirumuskan
berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen kebutuhan dasar manusia /
pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan melibatkan
pembuatan rencana agar sesuai dengan kebutuhan individu, memperbaharui jika
diperlukan, dan menjamin bahwa ini sesuai dengan yang ditentukan dokter. Sebuah
rencana yang baik mengintregasikan pekerjaan dari semua yang ada dalam tim
kesehatan.
4. Implementasi
Perawat membantu pasien
melaksanakan aktifitas untuk memelihara kesehatan, untuk menyembuhkan dari
sakit, atau untuk membantu dalam kematian yang tenang. bersifat individu,
tergantung pada prinsip fisiologis, umum, latar belakang budaya, keseimbangan
fisik dan intelektual.
5. Evaluasi
Menurut Henderson,
perawat akan melakukan evaluasi berdasar pada tingkatan dimana pasien dapat
mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar