BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai
pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan
keperawatan yang kokoh, dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak
bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada
setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk profesionalisme
keperawatan salah satunya ditunjukkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi kelima tahapan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Penerapan teori
keperawatan yang diperkenalkan oleh para ahli dibidang keperawatan perlu terus
dikembangkan penerapannya di lapangan atau pada praktik keperawatan. Banyak
teori yang telah diperkenalkan oleh para ahli
keperawatan. Salah satunya adalah
model konsep keperawatan yang dikembangkan oleh Afaf Ibrahim Meleis.
Teori yang diperkenalkannya adalah Teori Transisi. Model konsep yang
diperkenalkan oleh Meleis tersebut menekankan bahwa seseorang akan mengalami masa
transisi dalam hidupnya. Peran perawat dalam hal ini membantu individu tersebut
dalam masa transisi agar mampu memenuhi kebutuhan self-care pada saat kondisi
sakit atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Mengetahui Aplikasi Teori
Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis dalam Asuhan Keperawatan.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mengetahui
Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis yang didapat pada berbagai literature pustaka.
b.
Melakukan
kajian dari Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis yang didapat pada berbagai
literature pustaka tersebut
c.
Menganalisis
permasalahan yang ada di klinik atau pendidikan yang dapat dipecahkan dengan
menggunakan Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis
BAB II
TEORI TRANSITION AFAF IBRAHIM MELEIS
A. Sejarah Teori
Afaf Ibrahim Meleis
lahir di Alexandria, Yunani. Dia orang pertama dari Yunani yang mendapat gelar
BSN dari Universitas Syracus dan perawat pertama di Yunani yang mendapatkan
gelar MPH dan PhD dari Universitas Egyptian. Meleis menyelesaikan program keperawatan
di Universitas Alexandria, Yunani. Dari universitas California Los Angles dia
mendapat gelar MS dari keperawatan pada tahun 1964, MA dari pendidikan sosial
pada tahun 1966 dan PhD dipendidikan kedokteran dan sosial fisiologi pada tahun
1968.
Karirnya kombinasi
antara akademisi dan administrasi, setelah selesai Doktor dia bekerja sebagai
instruktur praktek di Universitas California dan asisten Profesor dari tahun
1968 – 1971, setelah itu dia mengabdikan diri di Universitas California San
Fransisco selama 34 tahun dan disana pula dia menemukan Toeri Transition. Pada
tahun 2002 dia menjadi Dekan di Universitas Pennsylvania.
Perkembangan
Teori Transition berkembang pada pertengahan tahun 1960-an ketika dia bekerja
sebagai PhD dan dia menjalani penelitian bersama teman – temannya. Dia
mempelajari Teori Transition berdasarkan fenomena perbedaan antara seorang ibu
yang kehamilannya direncakan dengan yang tidak direncanakan. Meleis mengawali
pekerjaannya dengan menjelaskan perubahan sehat menjadi sakit atau perubahan
yang tidak efektif dalam hubungannya ketidakcukupan memenuhi fungsi (role
insufficiency). Dia menjelaskan role insufficiency sebagai ketidakmampuan dalam
pengetahuan dan daya guna yang berkaitan dengan perasaan dan berhubungan dengan
perilaku sendiri atau lingkungan. Konsep ini membuar Meleis membagi Perubahan
Kesehatan berdasarkan perilaku, perasaan, dan isyarat dan simbol yang
berhubungan dengan fungsi, identitas dan proses non problematik.
B. Definisi dan Konsep Utama
Konsep utama
dari Teori Transition adalah:
1. Tipe dan pola perubahan
Bagian dari tipe perubahan
adalah pertumbuhan, sehat dan sakit, situasi dan organisasi. Perubahan
pertumbuhan diantaranya adalah kelahiran, penuaan, menepouse, dan kematian,
yang termasuk dalam perubahan sehat dan sakit adalah proses penyembuhan,
penanganan rumah sakit dan diagnosis dari penyakit kronis, sedangkan perubahan
organisasi mengarah pada perubahan kondisi lingkungan yang berefek pada
kehidupan dari klien seperti pekerjaan klien. Bagian dari perubahan pola perubahan
adalah kompleksitas dan keragaman.
2. Properties Of Transition Experience (Properti
dari perubahan karena pengalaman)
Properties Of Transition Experience adalah:
kesadaran, keterlibatan, perubahan dan perbedaan, rentang waktu, peristiwa dan
poin utama. Kesadaran didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan, pengakuan
dari perubahan karena pengalaman sedangkan tingkat kesadaran direfleksikan pada
derajat kesesuaian antara apakah pemahaman tentang proses dan respon dan apakah
merupakan harapan dari respon dan persepsi dari individu tentang perubahan.
Keterlibatan adalah
properti lain dari perubahan. Keterlibatan berarti tingkatan dimana seseorang
turut campur dalam proses perubahan. Tingkatan dari kesadaran dapat berakibat
pada keterlibatan seseorang dan keterlibatan terkadang bisa terjadi tanpa ada
kesadaran, sehingga tingkatan keterlibatan dari seseorang adalah kesadaran
secara fisik, emosi, sosial atau perubahan lingkungan.
Perubahan dan perbedaan
adalah properti perubahan. Perubahan pada identitas, status, kemampuan dan pola
dari perilaku dapat mendukung terjadinya perubahan internal maupun eksternal.
Perbedaan dapat dicontohkan dengan tidak terkabulnya harapan, merasa berbeda,
atau melihat dunia dan yang lainnya dengan jalan yang berbeda dan ini dapat
digunakan perawat kepada kliennya untuk mengetahui tingkat kenyamanan dan
penguasaan dengan perubahan dan perbedaan.
Rentang waktu juga
merupakan properti dari perubahan. Semua model perubahan akan berkaitan dengan
rentang waktu dan perubahan bisa dinilai setelah adanya perubahan dalam rentang
waktu tertentu.
Poin utama dan
peristiwa adaah properti perubahan yang terakhir, yang dijelaskan sebagai
penanda kelahiran, kematian, menarche, atau diagnosis dari penyakit. Poin utama
dan peristiwa juga berhubungan dengan peningkatan kesadaran dari perubahan atau
perbedaan atau aktifitas yang lebih terlibat dalam perubahan perubahan
berdasarkan pengalaman
3. Transition Conditions (Perubahan Kondisi)
Perubahan kondisi
adalah keadaan dimana seseorang tergerak untuk perubahan, dan fasilitas atau
halangan yang memaksa untuk perubahan terhadap kesehatan. Perubahan kondisi
diantaranya adalah personal, komunitas atau faktor sosial yang membuat
fasilitas atau memaksa untuk menjalani dan menghasilkan perubahan kesehatan. Kondisi
personal diantaranya pemahaman, adat dan budaya yang dipercaya, pendidikan
dan status sosial ekonomi. Kondisi
komunitas atau kondisi sosial dapat menjadi pencetus dalam perubahan.
4. Proses indikator dan Keluaran dari
indikator
Proses indikator
menururt maleis diantaranya adalah hubungan perasaan, interaksi, situasi dan
kondisi, peningkatan kepribadian serta analisis. Klien akan membutuhkan
perasaannya dan interaksi dalam lingkungannya untuk beradaptasi dengan situasi
dan kondisinya sehingga terjadi perubahan pengalaman dan kemampuan analisisnya.
Indikator pengeluaran menurut maleis adalah penguasaan dan keterpaduan
identitas personal/ klien.
5. Keperawatan Terapeutik
Konsep askep ada 3
ukuran yang dapat diaplikasikan dalam perubahan intervensi teraupeutik. Pertama
dapat mengusulkan diagnosa untuk asuhan keperawatannya. Diagnosa dapat berasal
dari berbagai pemahaman yang kompereherensif dari klien. Kedua, persiapan klien dalam menghadapi
perubahan dapat menjadi asuhan keperawatan. Ketiga, pemberian saran atau kritik
terhadap klien dapat diajukan dalam asuhan keperawatan.
0 komentar:
Posting Komentar