BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang proses
pengembangan empiris teori/model konseptual merupakan dasar untuk memahami
disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan akan
teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek professional keperawatan.
Salah satu teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam pelayanan
keperawatan adalah Nursing Process Theory
yang diperkenalkan oleh Ida Jean Orlando.
Ida Jean Orlando,
lahir pada tanggal 12 Agustus
1926 di New Jersey. Ia
memiliki karir sebagai pelaksana, pendidik, peneliti, dan konsultan di
keperawatan. Dia mengawali karirnya sebagai staf perawat di ruangan Obstetri,
penyakit dalam, dan ruang bedah, serta ruang emergency. Dia juga memegang
posisi supervisor dan asisten dua direktur keperawatan. Dia diterima di Diploma
Keperawatan Fakultas Kesehatan di New York tahun 1947 dan BSN di Public Health
Nursing St. John’s University Brooklyn tahun 1951. Pada tahun 1954, dia
menerima gelar MA dari Konsultasi Kesehatan Jiwa Columbia University, New York.
Dia lalu pergi ke Yale University sebagai Assosiate Peneliti dan investigator
prinsip pada proyek pembelajaran integrasi konsep kesehatan mental kedalam
basic nursing curriculum. Hal ini dijadikan dasar publikasi buku pertamanya
yang berjudul “The Dynamic Nurse-Patient Relationship : Function, Process and
Principles” tahun 1961.
Pada tahun 1962,
Orlando menikah dengan Robert Pelletier dan pindah ke Massachusetts. Dia
menjadi konsultan perawatan klinis untuk rumah sakit psikiatrik McLean
Hospital. Pada saat di McLean Hospital, dia melakukan penelitian, yang akhirnya
penelitian dijadikan dasar publikasi buku keduanya (1972), dengan judul ‘The
Dicipline and Teaching of Nursing Process’. Sejak tahun 1972, Orlando bekerjasama secara berkesinambungan
dengan sekolah keperawatan di Boston University, dia mengajar teori keperawatan
dan melakukan supervisi terhadap lulusan di area klinik.
Sepanjang
karirnya, Orlando juga aktif di beberapa organisasi, diantaranya Assosiasi Perawat
Massachusetts dan Harvard Community Health plan. Dia juga mengajar dan
menawarkan whorkshop serta sebagai konsultan di beberapa agensi.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah
dalam makalah ini adalah menganalisis teori
Proses
Keperawatan Orlando yang berfokus pada asumsi theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu
keperawatan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep utama Nursing Process Theory Of Orlando.
2. Menjelaskan tentang disilpin proses keperawatan
menurut Orlando
3. Menjelaskan asumsi utama Nursing Process Theory Of Orlando
terhadap empat konsep sentral disiplin ilmu keperawatan meliputi: keperawatan,
manusia, kesehatan dan lingkungan
4. Mengidentifikasi perbedaan proses keperawatan dengan
disiplin proses keperawatan Orlando
5. Menganalisis Nursing Process Theory Of Orlando
menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan aplikatif dalam
asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman perawat tentang Nursing
Process Theory Of Orlando sehingga dapat diterapkan
pada asuhan
keperawatan.
BAB II
STUDI
LITERATUR
2.1 Konsep Utama Dalam Teori Proses Keperawatan Orlando
Menurut Orlando, keperawatan bersifat
unik dan independent karena berhubungan langsung dengan kebutuhan pasien yang
harus dibantu, nyata atau potensial serta pada situasi langsung. Teori Orlando
berfokus pada pasien sebagai individu, artinya masing – masing orang berada pada
situasi yang berbeda. Orlando mendefinisikan kebutuhan sebagai
permintaan/kebutuhan pasien dimana bila disuplai, dikurangi, atau menurunkan
distress secara langsung atau bahkan meningkatkan perasaan tercukupi/wellbeing.
Teori keperawatan
Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat, apa
yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Perawat sebagai orang pertama yang
mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses keperawatan serta
hal-hal kritis penting dari partisipasi
pasien dalam proses keperawatan. Proses aktual interaksi perawat-pasien
sama halnya dengan interaksi antara dua orang . Ketika perawat menggunakan
proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat pasien, orlando
menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Hal ini merupakan alat yang
dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan
lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien,
respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan
1. Tanggung jawab
perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa
aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan. Perawat harus
mengetahui kebutuhan pasien untuk
membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan
perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa
aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat
dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang
benar-benar menjadi kewenangannya.
2. Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa
yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
3. Reaksi
segera
Reaksi
segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan
persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4. Disiplin proses
keperawatan
Menurut George
(1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang
dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam
hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut
dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat.
5. Kemajuan
/ peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih
berguna dan produktif.
2.2 Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan Orlando
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa
disiplin proses keperawatan dalam nursing procces theory dikenal dengan sebutan
proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses
keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,
mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan. Disiplin proses keperawatan didasarkan
pada ” proses bagaimana seseorang bertindak”. Tujuan dari proses disiplin
ketika digunakan antara perawat dan pasien
adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku
pasien merupakan indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan.
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai
dengan perilaku pasien . seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai
ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu
dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip
pertamanya ”Dengan diketahuinya perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang
seharusnya ada hal tersebut menunjukkan pasien membutuhkan suatu bantuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi
antara dua perilaku ini dapat dijadikan faktor
kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan,
permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku
nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan,
menghindar kontak mata dan lain sebagainya.
Walaupun seluruh perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi
jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi
perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam
memelihara hubungan perawat-pasien, ketidakakuratan dalam mengidentifikasi
kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap
tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak
diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya
memenuhi kebutuhan yang emergenci
2.
Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus
bagi perawat , reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu
pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu perawat berfikir
secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan.
Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat
berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian
Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir
simultan. Oleh karena itu perawat harus belajar
mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam
menganalisis reaksi yang menentukan mengapa ia berespon demikian. Perawat harus
dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat
membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan
penggunaan dalam hal berbagi “ beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi dengan pasien adalah penting
untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat
dipenuhi oleh pasien pada waktu itu.
Orlando
(1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam
mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ;
a.
Perawat
harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan
mengatakan perilaku nonverbalnya kepada
pasien
b.
Perawat
harus dapat mengkomunikasikannya dengan
jelas terhadap apa yang akan diekspresikannya
c.
Perawat
harus menanyakan
kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat
terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan
tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah merupakan suatu tidakan
profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai untuk
membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk
tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengekplorasi
untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau
kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan
otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat.
Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak,
misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria
tindakan keperawatan yang direncanakan:
a.
tindakan merupakan hasil
dari indentifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap
perilaku pasien.
b.
Perawat menjelaskan maksud
tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebituhan pasien.
c.
Perawat memvalidasi
efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap
d.
Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan
dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh
tindakan otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan
perlindungan kesehatan secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat
4. Fungsi profesional
Tindakan yang tidak
profesional dapat menghambat perawat
dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak
adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivitas
termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan
adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien yang membutuhkan
bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien dengan mempersepsikan,
berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien,
meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan
reaksinya, dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat
mengunjungi pasien untuk memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat
membantu pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih efektif perlu
komunikasinya. Selajutnya tindakan yang sesuai untuk
menyelesaikan kebutuhan adalah saling menguntungkan antar pasien dan perawat. Setelah perawat bertindak, perawat segera katakan kepada pasien jika
tindakannya berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat
meyakinkan bahwa perawat bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan
dengan reaksinya terhadap pasien.
2.3 Paradigma Keperawatan Teori Proses Keperawatan Orlando
Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya
terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori
keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding
(1993) mendapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya :
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi
yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi
profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang
bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses
keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang
dirancang untuk kebaikan pasien. Asumsi lain Orlando adalah bahwa
perawat harus menurunkan ketidaknyamanan baik fisik maupun mental pasien serta
tidak boleh menyebabkan pasien distress.
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku
secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi tertentu
manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan bantuan, dan akan mengalami
distress jika mereka tidak dapat memenuhinya. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang
tidak dapat menemukan sendiri kebutuhan mereka untuk dibantu. Dia juga
menyatakan bahwa masing – masing pasien unik dan perawat profesional dapat
mengenali perilaku yang sama pada pasien yang berbeda dimana tiap pasien
memberikan tanda perbedaan kebutuhan.
3. Sehat
Orlando tidak mendefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi
bahwa bebas
dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera
berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi
kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando juga tidak mendefinisikan lingkungan. Dia berasumsi
bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien
berinteraksi, dan antara perawat-pasien mempersepsikan, berfikir, merasakan dan
bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami
distress terhadap lingkungan therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat
perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.
2.4 Perbandingan Disiplin
Proses Keperawatan Orlando dengan Proses Keperawatan
Sebenarnya pada umumnya kedua
proses tersebut memiliki karakteristik yang sama, sebagai contoh keduanya
bersifat interpersonal dan membutuhkan interaksi antara pasien dan perawat.
Kedua proses tersebut juga melihat pasien sebagai ”total person”/individu
secara keseluruhan, termasuk proses penyakit atau bagian – bagian tubuh.
Orlando tidak menggunakan istilah ”holistic” namun dia mendeskripsikannya
dengan menggunakan pendekatan holistik.
Ada beberapa perbedaan antara
disiplin proses keperawatan Orlando dengan proses keperawatan, antara lain :
A.
Assesment
1.
Tahap pengkajian pada
proses keperawatan sesuai dengan reaksi perawat terhadap perilaku pasien pada
disiplin proses Orlando. Perilaku pasien merupakan inisiasi untuk melakukan
pengkajian
2.
Pengumpulan data menurut
Orlando hanya meliputi informasi yang relevan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pasien yang perlu dibantu
3.
Orlando
mendefinisikan observasi sebagai beberapa informasi yang menyangkut pasien
dimana perawat memperolehnya ketika dia melakukan pekerjannya
4.
Reaksi
perawat dari disiplin proses Orlando merupakan beberapa komponen untuk
menganalisa proses keperawatan
5.
Produk
dari analisis terhadap proses keperawatan disebut sebagai diagnosa keperawatan.
Eksplorasi reaksi perawat dengan pasien dari disiplin proses Orlando mengarahkan
pada proses identifikasi kebutuhan perawat untuk membantu pasien
6.
Orlando
sepakat dengan interaksi antara perawat – pasien secara langsung ; hanya satu
kebutuhan pada satu waktu
B.
Planning
1.
Tahap
planning/perencanaan pada proses keperawatan meliputi penulisan tujuan dan sasaran
serta memutuskan tindakan keperawatan yang sesuai
2.
Tujuan
perencanaan Orlando selalu berusaha untuk mengurangi atau menurunkan kebutuhan
pasien untuk minta bantuan : sasaran berkaitan dengan usaha peningkatan
perilaku pasien
3.
Pada
Proses keperawatan, partisipasi terjadi paling banyak pada penyusunan tujuan,
sedangkan proses disiplin Orlando melihat pasien sebagai partisipan aktif untuk
menentukan tindakan keperawatan yang aktual
C.
Implementation
1.
Implementasi
meliputi seleksi akhir dan melaksanakan rencana tindakan. Merupakan tahap
reaksi perawat dari disiplin proses Orlando
2.
Proses
keperawatan mengharapkan perawat untuk mempertimbangkan semua dampak yang
mungkin terjadi atas tindakan terhadap pasien, sedangkan disiplin proses
Orlando hanya berkaitan dengan efektifitas suatu tindakan untuk mengurangi
kebutuhan pertolongan secara langsung
D.
Evaluation
1.
Evaluasi
pada kedua proses berdasar pada kriteria objective. Pada proses keperawatan,
evaluasi menanyakan apakah ditemukan perubahan tingkah laku secara objective,
namun pada disiplin proses Orlando perawat mengobservasi perilaku pasien untuk
melihat apakah pasien tersebut butuh untuk dibantu
Kegagalan
didalam mengevaluasi dapat menyebabkan tindakan yang inefektif seperti
kegagalan dalam menemukan kebutuhan pasien dan meningkatkan biaya serta bahan
perawatan
0 komentar:
Posting Komentar