Senin, 25 Februari 2013

Jean Watson


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Negara Indonesia saat ini sudah mengalami kemajuan pada berbagai bidang seperti pembangunan, ekonomi, sosial, politik, ilmu dan teknologi. Perkembangan tersebut bukan hanya memiliki dampak positif melainkan juga dampak negatif yang ditimbulkan. Beberapa masalah yang penting sebagai dampak negatif dari perkembangan tersebut salah satunya adalah masalah kesehatan.
Masalah kesehatan yang muncul itu memberi pengaruh pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan. Menghadapi globalisasi saat ini tiada upaya lain yang perlu dilakukan kecuali dengan mengadakan penyesuaian dan perbaikan terhadap mutu layanan kesehatan dan keperawatan (good health care services).
Peningkatan mutu pelayanan keperawatan didukung oleh dengan adamya pengembangan model teori keperawatan. Teori keperawatan sangat penting bagi pengembangan profesionalisme keperawatan. Dimana, teori-teori keperawatan tersebut membedakan dengan disiplin ilmu yang lain dan berfungsi menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, serta mengontrol hasil asuhan keperawatan yang diberikan (Asmadi, 2008; 108).
Pengetahuan teoritis keperawatan berdampak spesifik pada kemampuan perawat dalam melakukan analisis serta berpikir secara logis, sistematis, dan analitis untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan dari segi pendidikan, penelitian, maupun praktik keperawatan (Asmadi, 2008; 108).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi  keperawatan di Indonesia. Salah satu model teori keperawatan yang berkembang yaitu teori Caring menurut Jean Watson. Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat bekerja memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

B.     Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan dalam makalah ini yaitu membahas tentang aplikasi model teori keperawatan “Jean Watson”.

C.    Tujuan Penulisan
a.      Tujuan Umum
Mampu memahami secara konseptual maupun aplikasi tentang model teori keperawatan Jean Watson.
b.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah :
1.   Mampu menjelaskan tentang filosofi teori keperawatan Jean Watson.
2.   Mampu menyebutkan konsep Caring Science Jean Watson.
3.   Mampu menjelaskan paradigma keperawatan Jean Watson.
4.   Mampu menyebutkan komponen model Jean Watson.
5.   Mampu menjelaskan skema kebutuhan dasar manusia menurut Jean Watson.
6.   Mampu menjelaskan proses keperawatan dalam teori Caring Jean Wtason.

D.    Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
B.       Ruang Lingkup Penulisan
C.       Tujuan
D.      Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Filosofi Teori “Jean Watson”
B. Konsep Caring Science ”Jean Watson”
C. Paradigma Keperawatan ”Jean Watson”
D. Komponen Model ”Jean Watson”
E. Skema Kebutuhan Dasar Manusia Menurut ”Jean Watson”
F.   Aplikasi Model Teori Keperawatan ”Jean Watson”
G. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring

BAB III APLIKASI KONSEP MODEL/ TEORI  “JEAN WATSON” DALAM ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
A. Tinjauan Kasus
B. Pengkajian
C. Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan
E. Implementasi
F. Evaluasi

BAB IV PENUTUP
A.      Kesimpulan
Saran






















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

     
A.    Filosofi Teori “Jean Watson”

Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan, Master of Science dalam Psychiatric/Mental Health Nursing dari University of Colorado - Danver, serta PhD dalam Educational Psychology. Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter/tulisan singkat dalam buku, dan buku lainnya. Hasil penelitiannya adalah tentang manusia dan rasa kehilangan.
Dalam pandangan keperawatan menurut Jean Watson bahwa manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, ….. the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.
Keperawatan menurut Jean Watson adalah “….Human science of person and human health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific, esthetic, and ethical human are transaction..” Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art. Pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Jean Watson (1985) bahwa “human care is the heart of nursing”.
Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1.   Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2.   Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3.   Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4.   Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5.   Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Berdasarkan konsep sehat sakit dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1.   Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2.   Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang  untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3.   Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan. Jean Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring. J. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar Caring Jean Watson tersebut yaitu:
1.      Caring dapat didemonstrasikan dandipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal
2.      Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu
3.      Efektif caring meningkatka n kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga
4.      Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian
5.      Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
6.      Caring lebih “healthogenic” daripada curing.
7.      Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.
Fokus intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit disebut factor carative, yang meliputi 10 faktor yaitu:
1.    Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.
     Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat dinilai pada usia dini. Dimana nilai-nilai ini didapatkan dari orang tua. Sistem nilai humanistic altruistic ditingkatkan melalui pengalaman hidup seseorang, proses pembelajar dan paparan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan meperluas rasa diri (sense of self).
2.    Penanaman (melalui pendidikan) faith-Hope (keyakinan dan harapan)
     Hal tersebut dapat meningkatkan kesehatan dengan cara membantu klien untuk mengadopsi perilaku mendapatkan kesehatan. Dengan mengembangkan hubungan P-K yang efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimisme, harapan, dan rasa percaya. Hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.
3.    Pengembangan dan menanamkan sensisitifitas kepada diri sendiri dan orang lain.
     Perawat yang mampu menyadari dan mengekspresikan perasaan mereka, lebih mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
4.   Membina hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a helping trust relationship or human care).
     Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi efektif.
5.   Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan baik ekpresi perasaan positif maupun negatif.
     Berbagi perasaan duka cita, cinta, dan kesedihan adalah pengalaman yang penuh resiko. Perawat harus siap untuk perasaan negatif.
6.    Menggunakan metode ilmiah (proses caring) dan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan (pemecahan masalah kreatif).
      Caring yang berhubungan dengan proses keperawatan berperan pada pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan keperawatan.
7.    Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat transpersonal.
      Faktor ini membedakan caring  dari curing dan menggeser tanggung jawab kesehatan ke klien.
8.    Menciptakan lingkungan yang mendukung (suportif), melindungi (protektif) dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual.
      Klien dapat mengalami perubahan baik dalam aspek lingkungan internal dan eksternal, perawat harus mengkaji dan memfasilitasi kemampuan klien untuk mengatasi perubahan mental, emosional, dan fisik.
9.   Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup).
     Caring disampaikan dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan fisik, emosi, sosial, dan spiritual klien.
10.Mengembangkan kekuatan faktor excistensial-phenomenologic-spiritual.
     Fenomologi menggambarkan data mengenai situasi segera yang membantu seseorang memahami konsep atau kejadian yang menjadi masalah. Lapang fenomenal adalah kerangka referensi individual; melibatkan banyak tingkat kesadaran, seperti waspada, persepsi diri, sensasi tubuh, pemikiran, nilai, perasaan, daya tilik intuitif, keyakinan dan harapan. Saat perawat dan klien berkumpul, dua lapang fenomenal bersatu dan keduanya berada dalam proses sedang, menjadi, dan mengembangkan pemahaman transpersonal.

B.     Konsep Caring Science “Jean Watson”

Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik – dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semseta (Watson, 2004)
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri (intuitif). Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan fokus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004).

C.    Paradigma Keperawatan “Jean Watson”

1.      Klien
      Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan self-determination.

2.      Kesehatan
      Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
3.      Keperawatan
      Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan self-knowlegde, self-control, self-care, dan self-healing.
4.      Lingkungan
      Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

D.    Komponen Model “Jean Watson”

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:
1.      Konsep tentang manusia
      Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu). Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
2.      Konsep tentang kesehatan
      Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3.      Konsep tentang lingkungan
      Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu. 
4.      Konsep tentang keperawatan
      Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
E.     Aplikasi Model Teori Keperawatan Jean Watson

Teori Jean Watson yang diaplikasikan pada beberapa institusi pendidikan salah satu contohnya adalah pada penyusunan kurikulum di University of Colorado. Dimana, penyusunan kurikulum pendidikan tersebut berkaitan erat dengan filosofi dasar teori Jean Watson seperti melalui pengalaman, menekankan pada keterampilan komunikasi, aktualisasi diri, dan pengembangan.
Selain itu, dalam penelitian teori Jean Watson juga digunakan sebagai framework dalam memperoleh data empiris pada teknik penelitian. Yang mana hal tersebut sebagai usaha dalam menjalankan dan mengembangkan body of nursing knowledge.
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain: (Muhlisin, Abi, & Burhannnudin Ichsan. http://eprints.ums.ac.id/1123/1/3i.pdf. Diakses tanggal 17 September 2012)
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien.
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu.
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik.
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien.
CDI 7. Duduk dengan klien.
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien.
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior.
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik.
CDI 11. Bersikap manis dengan klien.
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien.
CDI 13. Mendengarkan klien.
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien.
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care.
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien.
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien.
CDI 18. Mengukur tanda vital klien.
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi.
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik.
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan.
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik.
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien.
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien.
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada klien.

F.     Proses Keperawatan dalam Teori Caring

Jean Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut: (Muhlisin, Abi, & Burhannnudin Ichsan. http://eprints.ums.ac.id/1123/1/3i.pdf. Diakses tanggal 17 September 2012)
1.      Pengkajian
      Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan dari literatur yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah dan pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan masalah. Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, daan oksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
c. Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
d. Higher order needs (intrapersonal & interpersonal needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.
2.      Perencanaan:
      Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variabel-variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahkan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
3.      Implementasi:
      Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.
4.      Evaluasi:
      Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.



Download Materi carative factor jean watson

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Eagle Belt Buckles