BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Negara Indonesia saat ini sudah mengalami kemajuan
pada berbagai bidang seperti pembangunan, ekonomi, sosial, politik, ilmu dan
teknologi. Perkembangan tersebut bukan hanya memiliki dampak positif melainkan
juga dampak negatif yang ditimbulkan. Beberapa masalah yang penting sebagai
dampak negatif dari perkembangan tersebut salah satunya adalah masalah
kesehatan.
Masalah
kesehatan yang muncul itu memberi pengaruh pada tuntutan dan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan secara
profesional dan dapat dipertanggungjawabkan. Menghadapi globalisasi saat ini
tiada upaya lain yang perlu dilakukan kecuali dengan mengadakan penyesuaian dan
perbaikan terhadap mutu layanan kesehatan dan keperawatan (good health care
services).
Peningkatan
mutu pelayanan keperawatan didukung oleh dengan adamya pengembangan model teori
keperawatan. Teori keperawatan sangat penting bagi pengembangan profesionalisme
keperawatan. Dimana, teori-teori keperawatan tersebut membedakan dengan
disiplin ilmu yang lain dan berfungsi menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan, serta mengontrol hasil asuhan keperawatan yang diberikan
(Asmadi, 2008; 108).
Pengetahuan
teoritis keperawatan berdampak spesifik pada kemampuan perawat dalam melakukan
analisis serta berpikir secara logis, sistematis, dan analitis untuk
meningkatkan profesionalisme keperawatan dari segi pendidikan, penelitian,
maupun praktik keperawatan (Asmadi, 2008; 108).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep keperawatan
yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek,
serta profesi keperawatan di Indonesia. Salah satu model
teori keperawatan yang berkembang yaitu teori Caring menurut Jean Watson.
Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat bekerja
memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada
klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
B.
Ruang
Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan dalam makalah ini yaitu
membahas tentang aplikasi model teori keperawatan “Jean Watson”.
C.
Tujuan
Penulisan
a.
Tujuan
Umum
Mampu memahami secara konseptual maupun aplikasi tentang model teori
keperawatan Jean Watson.
b.
Tujuan
Khusus
Adapun
tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Mampu menjelaskan
tentang filosofi teori keperawatan Jean Watson.
2.
Mampu menyebutkan
konsep Caring
Science Jean
Watson.
3.
Mampu menjelaskan
paradigma keperawatan Jean Watson.
4.
Mampu menyebutkan
komponen model Jean Watson.
5.
Mampu menjelaskan
skema kebutuhan dasar manusia menurut Jean Watson.
6.
Mampu menjelaskan
proses keperawatan dalam teori Caring Jean
Wtason.
D.
Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup
Penulisan
C. Tujuan
D. Sistematika
Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Filosofi Teori “Jean Watson”
B. Konsep Caring Science ”Jean Watson”
C. Paradigma Keperawatan ”Jean Watson”
D. Komponen Model ”Jean Watson”
E. Skema Kebutuhan Dasar Manusia Menurut ”Jean Watson”
F.
Aplikasi Model Teori Keperawatan ”Jean
Watson”
G. Proses
Keperawatan Dalam Teori Caring
BAB III APLIKASI KONSEP MODEL/ TEORI “JEAN WATSON” DALAM ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
A. Tinjauan
Kasus
B.
Pengkajian
C. Diagnosa
Keperawatan
D. Perencanaan
E.
Implementasi
F. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Saran
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Filosofi
Teori “Jean Watson”
Jean Watson lahir pada tahun
1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan, Master of Science dalam
Psychiatric/Mental Health Nursing dari University of Colorado - Danver, serta
PhD dalam Educational Psychology. Watson adalah pengarang banyak artikel,
chapter/tulisan singkat dalam buku, dan buku lainnya. Hasil penelitiannya
adalah tentang manusia dan rasa kehilangan.
Dalam pandangan keperawatan
menurut Jean Watson bahwa manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional integrated self. Dalam
konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, ….. the human is viewed as greater than, and
different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang
bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara
bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned
system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara
dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.
Keperawatan menurut Jean Watson
adalah “….Human science of person and human health-illness experiences that
are mediated by professional, personal, scientific, esthetic, and ethical human
are transaction..” Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science and human care
merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Human
science
keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika,
humanities, dan kiat/art. Pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi
inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Jean Watson (1985) bahwa “human
care is the heart of nursing”.
Pandangan tentang keperawatan
sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini
termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian
terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi
dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah
terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi
dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi
tentang sistem bagaimana human care
harus diwujudkan.
Berdasarkan
konsep sehat sakit dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat
menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interelasi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi.
2. Kondisi
sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat
tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.
Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan
dan promosi kesehatan. Jean Watson
mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. J. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang
dan waktu. Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring.
Asumsi dasar Caring Jean Watson
tersebut yaitu:
1. Caring dapat
didemonstrasikan dandipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal
2. Caring terdiri dari carative
factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan manusia tertentu
3. Efektif caring meningkatka n kesehatan dan
pertumbuhan individu dan keluarga
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya
sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang
menawarkan perkembangan dari potensi yang ada, dan di saat yang sama membiarkan
sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu
6. Caring lebih “healthogenic”
daripada curing.
7. Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.
Fokus
intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia ditujukan pada
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit disebut factor carative, yang meliputi 10 faktor yaitu:
1.
Pembentukan sistem humanistic
dan altruistic.
Pembentukan
sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat dinilai pada
usia dini. Dimana nilai-nilai ini didapatkan dari orang tua. Sistem nilai humanistic altruistic ditingkatkan
melalui pengalaman hidup seseorang, proses pembelajar dan paparan terhadap
nilai-nilai kemanusiaan. Berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan
meperluas rasa diri (sense of self).
2.
Penanaman (melalui pendidikan) faith-Hope
(keyakinan dan harapan)
Hal
tersebut dapat meningkatkan kesehatan dengan cara membantu klien untuk
mengadopsi perilaku mendapatkan kesehatan. Dengan mengembangkan hubungan P-K
yang efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimisme, harapan, dan rasa
percaya. Hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu
selalu memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang
akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.
3.
Pengembangan dan menanamkan sensisitifitas kepada diri sendiri dan
orang lain.
Perawat
yang mampu menyadari dan mengekspresikan perasaan mereka, lebih mampu
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka
karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
4. Membina hubungan yang bersifat membantu
dan saling percaya (a helping trust relationship or human
care).
Sebuah
hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk
penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran,
empati, kehangatan dan komunikasi efektif.
5. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan
ekspresi perasaan baik ekpresi perasaan positif maupun
negatif.
Berbagi
perasaan duka cita, cinta, dan kesedihan adalah pengalaman yang penuh resiko.
Perawat harus siap untuk perasaan negatif.
6.
Menggunakan metode ilmiah (proses caring) dan menyelesaikan masalah
dan pengambilan keputusan (pemecahan masalah kreatif).
Caring yang berhubungan dengan proses keperawatan berperan pada
pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan keperawatan.
7.
Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat
transpersonal.
Faktor ini membedakan caring dari curing
dan menggeser tanggung jawab kesehatan ke klien.
8.
Menciptakan lingkungan yang mendukung (suportif), melindungi
(protektif) dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural
dan lingkungan spiritual.
Klien dapat mengalami perubahan baik dalam aspek lingkungan
internal dan eksternal, perawat harus mengkaji dan memfasilitasi kemampuan
klien untuk mengatasi perubahan mental, emosional, dan fisik.
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dengan antusias (kebutuhan-kebutuhan survival,
fungsional, integratif dan grup).
Caring disampaikan
dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan fisik, emosi, sosial, dan spiritual
klien.
10.Mengembangkan kekuatan faktor excistensial-phenomenologic-spiritual.
Fenomologi
menggambarkan data mengenai situasi segera yang membantu seseorang memahami
konsep atau kejadian yang menjadi masalah. Lapang fenomenal adalah kerangka
referensi individual; melibatkan banyak tingkat kesadaran, seperti waspada,
persepsi diri, sensasi tubuh, pemikiran, nilai, perasaan, daya tilik intuitif,
keyakinan dan harapan. Saat perawat dan klien berkumpul, dua lapang fenomenal
bersatu dan keduanya berada dalam proses sedang, menjadi, dan mengembangkan
pemahaman transpersonal.
B.
Konsep
Caring Science “Jean Watson”
Caring science merupakan suatu
orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan
pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya,
meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan
dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang
konsentrik – dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada
planet Bumi, pada alam semseta (Watson, 2004)
Watson
(1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring
lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar
spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang
tinggi, kekuatan dari dalam diri (intuitif). Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu
partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979,
hanya berkisar pada sepuluh carative
factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan fokus
terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia
pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya
dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas
processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson, 2004).
C.
Paradigma
Keperawatan “Jean Watson”
1.
Klien
Klien adalah individu atau
kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang
membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi
sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan
self-determination.
2.
Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan
keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan
antara diri dengan lingkungan.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art
dan human science melalui transaksi transpersonal caring untuk
membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan self-knowlegde,
self-control, self-care, dan self-healing.
4.
Lingkungan
Lingkungan adalah dimana
interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
D.
Komponen
Model “Jean Watson”
Nilai-nilai
yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:
1. Konsep
tentang manusia
Manusia
merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu). Manusia pada dasarnya
ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa
menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa
mencintai.
2. Konsep
tentang kesehatan
Kesehatan
merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial.
Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas
dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang
dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3. Konsep
tentang lingkungan
Berdasarkan
teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan
di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai
strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
4. Konsep
tentang keperawatan
Keperawatan
berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
E.
Aplikasi
Model Teori Keperawatan Jean Watson
Teori Jean Watson yang diaplikasikan pada beberapa
institusi pendidikan salah satu contohnya adalah pada penyusunan kurikulum di
University of Colorado. Dimana, penyusunan kurikulum pendidikan tersebut
berkaitan erat dengan filosofi dasar teori Jean Watson seperti melalui
pengalaman, menekankan pada keterampilan komunikasi, aktualisasi diri, dan
pengembangan.
Selain
itu, dalam penelitian teori Jean Watson juga digunakan sebagai framework dalam
memperoleh data empiris pada teknik penelitian. Yang mana hal tersebut sebagai
usaha dalam menjalankan dan mengembangkan body of nursing knowledge.
Daftar
dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain
oleh Watson dan Lea (1997) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk
meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut
antara lain: (Muhlisin, Abi, & Burhannnudin Ichsan. http://eprints.ums.ac.id/1123/1/3i.pdf.
Diakses tanggal 17 September 2012)
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien.
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai
individu.
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik.
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien.
CDI 7. Duduk dengan klien.
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien.
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat
senior.
CDI 10.
Bersama klien selama prosedur klinik.
CDI 11. Bersikap manis dengan klien.
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain
untuk klien.
CDI 13. Mendengarkan klien.
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien.
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care.
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi
dengan klien.
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien.
CDI 18. Mengukur tanda vital klien.
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum
kebutuhan pribadi.
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik.
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan.
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik.
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien.
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien.
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada klien.
F.
Proses
Keperawatan dalam Teori Caring
Jean
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang
sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk
menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson
menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut: (Muhlisin, Abi, &
Burhannnudin Ichsan. http://eprints.ums.ac.id/1123/1/3i.pdf.
Diakses tanggal 17 September 2012)
1.
Pengkajian
Meliputi
observasi, identifikasi, dan review
masalah; menggunakan pengetahuan dari literatur yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka
kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah
dan pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti
dalam memecahkan masalah. Watson
(1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu:
a.
Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap
hidup meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, daan oksigenisasi.
b.
Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk
berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
c.
Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
d.
Higher order needs (intrapersonal & interpersonal needs), yaitu
kebutuhan untuk aktualisasi diri.
2. Perencanaan:
Perencanaan membantu untuk
menentukan bagaimana variabel-variabel akan diteliti atau diukur,
meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahkan masalah yang mengacu pada asuhan
keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada
siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
3.
Implementasi:
Merupakan tindakan langsung dan
implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.
4.
Evaluasi:
Merupakan metoda dan proses untuk
menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari intervensi berdasarkan
data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang
positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
Download Materi carative factor jean watson
Download Materi carative factor jean watson
0 komentar:
Posting Komentar