Senin, 25 Februari 2013

Teori Keperawatan Rosemarie Rizzo Parse


BAB I
            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan  bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Perapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawat harus mempunyai kerangka berpikir yang sama.
             Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Rosemarie Rizzo parse  yang termasuk ke dalam teori keperawatan ( (Alligood, 2010) dengan teorinya human becoming. Asumsi yang mendasari teori ini disintesis dari karya-karya filsuf Eropa. Teori ini disusun sekitar tiga tema: makna, rhythmicity, dan transendensi. Tema ketiga, TRANSENDENSI, dinyatakan dalam prinsip ketiga humanbecoming, yang menyatakan bahwa "Cotranscending dengan possibles adalah powering dan berasal dari transformasi" (Parse, 2007, hal. 309). Prinsip ini berarti bahwa bergerak di luar saat "sekarang" yang menempa jalur pribadi yang unik untuk diri sendiri di tengah-tengah ambiguitas dan perubahan terus-menerus.
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.  Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada  sumber-sumber  yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi atau berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerable, hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.                      
B.     Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk  memahami hal-hal yang berkaitan dengan teori human becoming.
      Tujuan khusus penulisan makalah meliputi:
1.       Menjelaskan Teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo Parse.
2.       Menganalisa kelebihan Model konsep dan Teori becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo Parse
3.       Menganalisa kekurangan Model konsep dan Teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo Parse
4.         Menganalisa alasan mengapa teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo Parse


BAB II
TINJAUAN TEORI

I.     SEJARAH TEORI
Rosemarie Rizzo Parse lulus dari Duquesne University di Pittsburgh, dan meraih Master dan gelar Doktor dari University of Pittsburgh. Antara 1983 dan 1993, beliau adalah seorang profesor dan koordinator Pusat Penelitian Keperawatan di Universitas Hunter College Kota New York. Dia juga seorang profesor dan Ketua Niehoff di Loyola University di Chicago dari 1993 sampai 2006. Dimulai pada Januari 2007, ia telah bekerja sebagai konsultan dan sarjana tamu di Universitas New York College of Nursing.  Parse adalah pendiri dan editor saat Triwulanan Ilmu Keperawatan, dan sebagai presiden dari Discovery International, Inc. Dia juga merupakan Fellow aktif dalam American Academy of Keperawatan. Sepanjang karirnya, Parse telah menerbitkan sembilan buku dan lebih dari 100 artikel dan editorial tentang bidang keperawatan. Penghargaannya termasuk dua Penghargaan Lifetime Achievement diberikan dari Society Riset Keperawatan Midwest dan Asosiasi Amerika Asia Pasifik Kepulauan Perawat.  Perhimpunan Cendekiawan Rogerian memberinya Martha Rogers E. Penghargaan Emas Slinky. Kemudian, pada tahun 2008, ia menerima New York Times Pendidik Perawat of the Year Award.
II.    DEFINISI DAN KONSEP UTAMA
Rosemarie Rizzo Parse menciptakan toeri ‘Menjadi Manusia”. Teori Keperawatan, yang memandu perawat untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai tujuan keperawatan.  Hal ini memberikan alternatif bagi sebagian besar teori-teori lain dari keperawatan, yang mengambil pendekatan bio-medis atau bio-psiko-sosial-spiritual. Teori Menjadi Manusia adalah kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual, dan menyatakan bahwa seseorang adalah makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungannya itu.
Hal ini berpusat di sekitar tiga tema: makna, rhythmicity, dan transendensi. Dalam hal keperawatan, Teori Menjadi Manusia menjelaskan bahwa seseorang lebih daripada jumlah bagian-bagian, lingkungan dan orang tidak dapat dipisahkan, dan keperawatan yang merupakan ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan sebuah badan abstrak pengetahuan untuk membantu orang. Teori ini memungkinkan perawat untuk menciptakan hubungan perawat-pasien kuat karena perawat tidak terfokus pada "memperbaiki" masalah, tetapi melihat pasien sebagai manusia seutuhnya yang hidup nya atau pengalaman melalui lingkungannya. 
Teori Keperawatan Menjadi Manusia adalah model yang berfokus pada kualitas hidup pasien dan melihat pasien bukan sebagai aspek yang berbeda dari keseluruhan, tetapi sebagai pribadi. Hal ini berbeda daripada banyak teori-teori keperawatan lainnya, dan memungkinkan perawat untuk melakukan apa yang begitu banyak dari mereka pergi ke bidang keperawatan untuk membantu orang.
Model keperawatan mendefinisikan orang sebagai bersikap terbuka yang lebih baik dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya. Lingkungan adalah segalanya dalam pribadi dan pengalamannya. Lingkungan tidak terlepas dari orang tersebut, serta pelengkap dan berkembang dengan orang tersebut. Kesehatan adalah proses yang terbuka dan menjadi, dan melibatkan sintesis nilai-nilai. Keperawatan digambarkan sebagai ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan badan abstrak pengetahuan untuk membantu orang.


a.      Kerangka Konsep
Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat. Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya. Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau hilangnya penyakit.

1). Tema pertama :  Structuring meaning multidimentinally is cocreating reality through the languaging of valueing and imaging.
Dinyatakan dalam prinsip pertama human becoming, yang menyatakan bahwa "yang berarti Penataan adalah pencitraan dan nilai languaging" (Parse, 2007, p. 309). Prinsip ini berarti bahwa orang coparticipate dalam menciptakan apa yang nyata bagi mereka melalui ekspresi diri dalam hidup nilai-nilai mereka dengan cara yang dipilih.

2). Tema kedua : Cocreating rhythmicity
Dinyatakan dalam prinsip kedua humanbecoming, yang menyatakan bahwa "Konfigurasi pola ritmis yang berkaitan adalah mengungkapkan-menyembunyikan dan memungkinkan-membatasi menghubungkan-memisahkan" (Parse, 2007, p. 309). Prinsip ini berarti bahwa kesatuan kehidupan meliputi berlawanan jelas dalam pola berirama berhubungan. Ini berarti bahwa dalam hidup saat-demi-saat yang menunjukkan dan tidak menunjukkan diri sebagai peluang dan keterbatasan muncul dalam bergerak dengan dan terpisah dari orang lain.
3). Tema ketiga Cotranscending
Dinyatakan dalam prinsip ketiga human becoming, yang menyatakan bahwa "Cotranscending dengan possibles adalah cara yang unik dalam powering dan transformasi" (Parse, 2007, hal. 309). Powering adalah proses ritmik secara terus menerus.irama ini berarti mendorong, menahan,membuat tekanan, kapan dirubah, kadang berupa konflik. Tranforming adalah manusia bergerak menuju gambaran hidup yang baik
b.      Simbol teori menjadi manusia
Human_Becoming


Dari symbol tersebut terdapat tiga unsure :
1)      Warna hitam dan putih mewakili paradoks berlawanan signifikan terhadap ontologi manusia menjadi, sedangkan hijau mewakili harapan.
2)      Yang bergabung di tengah simbol merupakan proses co-diciptakan semesta saling manusia pada tingkat ontologis, dan proses perawat-pasien.
3)      Para swirls hijau dan hitam terjalinnya mewakili manusia-alam semesta co-penciptaan sebagai proses yang berkelanjutan menjadi.
III. ASUMSI
a.    Manusia.
1)       Manusia yang hidup berdampingan sambil coconstituting pola ritmis dengan alam semesta.
2)       Manusia terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, yang bertanggung jawab atas keputusan.
3)       Manusia adalah kesatuan, terus coconstituting pola berhubungan.
4)       Manusia ini melampaui multidimensional dengan possibles
5)       Becoming adalah proses terbuka, dipengaruhi oleh pengalaman manusia (konsep terbuka, coconstituting dan situasi kebebasan)
b.   Keperawatan
Keperawatan adalah Sebuah ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan badan abstrak pengetahuan untuk melayani orang
c.    Lingkungan
Segala sesuatu secara pribadi dan pengalamannya, Lingkungan merupakan proses timbale balik dengan komponen manusia
d.   Kesehatan
Kesehatan menurut Parse adalah pengalam hidup, dimana terbebas dari penyakit atau suatu keadaan atau kondisi terbaik.




IV. PERNYATAAN TEORITIS
Teori ini dapat diterima di dalam keperawatan komunitas. Dalam presentasi originalnya parse mendiskusikan secara detail tentang kondisi keluarga dan implikasinya dari pandangan teorinya. Dalam contohnya  Parse memperlihatkan praktek keperawatan “ intersubjective participation in guiding (family) in the choosing of posibles in the changing health process
a.    Struktur teori
Teori ini di dasarkan pada tiga struktur :
1). Powering is a way of reveling-concealing imaging.
2). Originating is a manifestation of enabling-limiting valuing
3). Transforming unfolds in the languaging of connecting-sparating











Gambar : Hubungan proinsip, konsep dan struktur teori “Human Becoming”














 

























Berbeda dengan model yang lain yang sudah establish, Human Becoming belum digunakan secara luas dalam prakteknya.
Bagaimanapun juga sebuah teori tentunya mempunyai kelemahan dan kelebihan, seperti halnya teori “Human Becoming” dari parse ini :
b.    Kekuatan
1)                   Membedakan keperawatan dari disiplin lain
2)                   Praktek - Menyediakan pedoman perawatan dan administrasi yang berguna
3)                   Berguna dalam Pendidikan
4)                   Model ini menyediakan metodologi penelitian
5)                   Menyediakan kerangka kerja untuk membimbing penyelidikan teori lain  
c.     Kelemahan
1)                   Penelitian dianggap berada dalam "lingkaran tertutup"
2)                   Jarang kuantitatif hasil - Sulit untuk membandingkan dengan studi penelitian lain, tidak ada kelompok kontrol, pertanyaan standar, dll
3)                   Tidak dimanfaatkan proses keperawatan / diagnosa
4)                   Meniadakan gagasan bahwa setiap orang terlibat dalam pengalaman hidup yang unik
5)                   Tidak dapat diakses oleh perawat pemula
6)                   Tidak berlaku untuk akut

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Eagle Belt Buckles