Senin, 25 Februari 2013

Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh, dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk profesionalisme keperawatan salah satunya ditunjukkan dalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan  proses keperawatan yang meliputi kelima tahapan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Penerapan teori keperawatan yang diperkenalkan oleh para ahli dibidang keperawatan perlu terus dikembangkan penerapannya di lapangan atau pada praktik keperawatan. Banyak teori yang telah diperkenalkan oleh para ahli  keperawatan. Salah satunya adalah  model konsep keperawatan yang dikembangkan oleh Afaf Ibrahim Meleis. Teori yang diperkenalkannya adalah Teori Transisi. Model konsep yang diperkenalkan oleh Meleis tersebut menekankan bahwa seseorang akan mengalami masa transisi dalam hidupnya. Peran perawat dalam hal ini membantu individu tersebut dalam masa transisi agar mampu memenuhi kebutuhan self-care pada saat kondisi sakit atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
B.       Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Mengetahui Aplikasi Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis dalam Asuhan Keperawatan.
2.    Tujuan Khusus
a.         Mengetahui Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis yang didapat pada berbagai literature pustaka.
b.        Melakukan kajian dari Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis yang didapat pada berbagai literature pustaka tersebut
c.         Menganalisis permasalahan yang ada di klinik atau pendidikan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis
d.        Membuat rancangan penerapan Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis dalam Asuhan Keperawatan



BAB II
TEORI TRANSITION AFAF IBRAHIM MELEIS

A.      Sejarah Teori
Afaf Ibrahim Meleis lahir di Alexandria, Yunani. Dia orang pertama dari Yunani yang mendapat gelar BSN dari Universitas Syracus dan perawat pertama di Yunani yang mendapatkan gelar MPH dan PhD dari Universitas Egyptian. Meleis menyelesaikan program keperawatan di Universitas Alexandria, Yunani. Dari universitas California Los Angles dia mendapat gelar MS dari keperawatan pada tahun 1964, MA dari pendidikan sosial pada tahun 1966 dan PhD dipendidikan kedokteran dan sosial fisiologi pada tahun 1968.
Karirnya kombinasi antara akademisi dan administrasi, setelah selesai Doktor dia bekerja sebagai instruktur praktek di Universitas California dan asisten Profesor dari tahun 1968 – 1971, setelah itu dia mengabdikan diri di Universitas California San Fransisco selama 34 tahun dan disana pula dia menemukan Toeri Transition. Pada tahun 2002 dia menjadi Dekan di Universitas Pennsylvania.
Perkembangan Teori Transition berkembang pada pertengahan tahun 1960-an ketika dia bekerja sebagai PhD dan dia menjalani penelitian bersama teman – temannya. Dia mempelajari Teori Transition berdasarkan fenomena perbedaan antara seorang ibu yang kehamilannya direncakan dengan yang tidak direncanakan. Meleis mengawali pekerjaannya dengan menjelaskan perubahan sehat menjadi sakit atau perubahan yang tidak efektif dalam hubungannya ketidakcukupan memenuhi fungsi (role insufficiency). Dia menjelaskan role insufficiency sebagai ketidakmampuan dalam pengetahuan dan daya guna yang berkaitan dengan perasaan dan berhubungan dengan perilaku sendiri atau lingkungan. Konsep ini membuar Meleis membagi Perubahan Kesehatan berdasarkan perilaku, perasaan, dan isyarat dan simbol yang berhubungan dengan fungsi, identitas dan proses non problematik.

B.       Definisi dan Konsep Utama
Konsep utama dari Teori Transition adalah:
1.    Tipe dan pola perubahan
Bagian dari tipe perubahan adalah pertumbuhan, sehat dan sakit, situasi dan organisasi. Perubahan pertumbuhan diantaranya adalah kelahiran, penuaan, menepouse, dan kematian, yang termasuk dalam perubahan sehat dan sakit adalah proses penyembuhan, penanganan rumah sakit dan diagnosis dari penyakit kronis, sedangkan perubahan organisasi mengarah pada perubahan kondisi lingkungan yang berefek pada kehidupan dari klien seperti pekerjaan klien. Bagian dari perubahan pola perubahan adalah kompleksitas dan keragaman.
2.    Properties Of Transition Experience (Properti dari perubahan karena pengalaman)
 Properties Of Transition Experience adalah: kesadaran, keterlibatan, perubahan dan perbedaan, rentang waktu, peristiwa dan poin utama. Kesadaran didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan, pengakuan dari perubahan karena pengalaman sedangkan tingkat kesadaran direfleksikan pada derajat kesesuaian antara apakah pemahaman tentang proses dan respon dan apakah merupakan harapan dari respon dan persepsi dari individu tentang perubahan.
Keterlibatan adalah properti lain dari perubahan. Keterlibatan berarti tingkatan dimana seseorang turut campur dalam proses perubahan. Tingkatan dari kesadaran dapat berakibat pada keterlibatan seseorang dan keterlibatan terkadang bisa terjadi tanpa ada kesadaran, sehingga tingkatan keterlibatan dari seseorang adalah kesadaran secara fisik, emosi, sosial atau perubahan lingkungan.
Perubahan dan perbedaan adalah properti perubahan. Perubahan pada identitas, status, kemampuan dan pola dari perilaku dapat mendukung terjadinya perubahan internal maupun eksternal. Perbedaan dapat dicontohkan dengan tidak terkabulnya harapan, merasa berbeda, atau melihat dunia dan yang lainnya dengan jalan yang berbeda dan ini dapat digunakan perawat kepada kliennya untuk mengetahui tingkat kenyamanan dan penguasaan dengan perubahan dan perbedaan.
Rentang waktu juga merupakan properti dari perubahan. Semua model perubahan akan berkaitan dengan rentang waktu dan perubahan bisa dinilai setelah adanya perubahan dalam rentang waktu tertentu.
Poin utama dan peristiwa adaah properti perubahan yang terakhir, yang dijelaskan sebagai penanda kelahiran, kematian, menarche, atau diagnosis dari penyakit. Poin utama dan peristiwa juga berhubungan dengan peningkatan kesadaran dari perubahan atau perbedaan atau aktifitas yang lebih terlibat dalam perubahan perubahan berdasarkan pengalaman
3.    Transition Conditions (Perubahan Kondisi)
Perubahan kondisi adalah keadaan dimana seseorang tergerak untuk perubahan, dan fasilitas atau halangan yang memaksa untuk perubahan terhadap kesehatan. Perubahan kondisi diantaranya adalah personal, komunitas atau faktor sosial yang membuat fasilitas atau memaksa untuk menjalani dan menghasilkan perubahan kesehatan. Kondisi personal diantaranya pemahaman, adat dan budaya yang dipercaya, pendidikan dan  status sosial ekonomi. Kondisi komunitas atau kondisi sosial dapat menjadi pencetus dalam perubahan.
4.    Proses indikator dan Keluaran dari indikator
Proses indikator menururt maleis diantaranya adalah hubungan perasaan, interaksi, situasi dan kondisi, peningkatan kepribadian serta analisis. Klien akan membutuhkan perasaannya dan interaksi dalam lingkungannya untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisinya sehingga terjadi perubahan pengalaman dan kemampuan analisisnya. Indikator pengeluaran menurut maleis adalah penguasaan dan keterpaduan identitas personal/ klien.

5.    Keperawatan Terapeutik
Konsep askep ada 3 ukuran yang dapat diaplikasikan dalam perubahan intervensi teraupeutik. Pertama dapat mengusulkan diagnosa untuk asuhan keperawatannya. Diagnosa dapat berasal dari berbagai pemahaman yang kompereherensif dari klien.  Kedua, persiapan klien dalam menghadapi perubahan dapat menjadi asuhan keperawatan. Ketiga, pemberian saran atau kritik terhadap klien dapat diajukan dalam asuhan keperawatan.

Teori Keperawatan Gladys L. Husted


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “ meta ”, yang berarti “ perubahan pada posisi ”, “ diluar ”, pada level tertinggi, atau “ melebihi ” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti matematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawat harus mempunyai kerangka berpikir yang sama.
Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Gladys L. Huated  yang termasuk ke dalam teori Nursing Theory dengan teorinya Simphonological Bioethical Theory. Teori Symphonological Bioetika adalah kesepakatan. Husted mendefinisikan symphonology (dari kata Yunani, Symphonia, kesepakatan makna) sebagai: studi tentang perjanjian di arena perawatan kesehatan antara tenaga kesehatan dan pasien. Ini adalah studi tentang etika implikasi dari tenaga kesehatan profesional. Ini adalah satu set standar perilaku, prasyarat interaksi yang diperlukan untuk kesepakatan dan profesional, yang membutuhkan kontekstual pemahaman dan aplikasi untuk interaksi yang ideal dalam pengaturan pelayanan kesehatan.

B.     Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk  memahami hal-hal yang berkaitan dengan teori Simphonological Bioethical dari Gladys L. Husted.

Tujuan khusus penulisan makalah meliputi:
1.    Menjelaskan konsep teori Simphonological Bioethical dari Gladys L. Husted
2.    Menjelaskan paradigma keperawatan teori Simphonological Bioethical
3.    Menjelaskan penerapan teori Simphonological Bioethical dari Gladys L. Husted dalam asuhan keperawatan













BAB II
TINJAUAN TEORI


A.      Latar Belakang Pencetus Teori
Gladys Husted lahir di Pittsbrugh, hampir selama hidupnya dia di Pittsbrugh. Dia mendapat gelar bachelor tentang ilmu keperawatan di Universitas Pittsbrugh pada tahun 1962 dan memulai praktik dipelayanan kesehatan dan merawat pasien pasca bedah. Pada tahun 1968 dia mendapat gelar master keperawatan sambil mengajar di Louise Suyden School Of Nursing at St. Margaret’s Memorial Hospital di Pittsbrugh.
James Husted lahir di Kingston, Pennsylvania ketika dia berada di ketentaraan Jerman. Dia lebih tertarik pada permasalahan etik akhirnya, dia melepas karirnya sebagai tentara dan berfokus pada perusahaan asuransi kesehatan dan pada tahun 1974 dia menikah dengan Gladys yang akhirnya pertemuan atau pernikahan mereka menjadi awal dari teori Symphonologi karena teori tersebut hasil dari diskusi mereka.

B.       Sumber Teori
Menurut Husted pengertian dari Symphonologi adalah pembelajaran tentang kesepakatan dan bagian – bagian yang penting untuk terjadinya kesepakatan. Dalam pelayanan kesehatan Symphonologi dapat berarti kesepakatan antara tenaga medis dengan pasien. Pengembangan teori ini berawal untuk membangun praktek berdasarkan kesepakatan dengan membuat model yang menjelaskan langkah yang benar untuk tenaga medis dan pasien. Nama teori ini berasal dari Yunani yaitu Symphoni yang berarti kesepakatan   
Etik adalah sistem standar untuk memajukan, menentukan dan membenarkan perilaku untuk mendapatkan tujuan utama dan dasar. Etik juga dapat diartikan sebagai pengetahuan untuk menjadikan kehidupan lebih baik dan teratur.

C.      Konsep Utama dan Definisi
1.    Kesepakatan bersama
Kesepakatan bersama dalam hubungan tenaga medis dengan pasien terbentuk dari bertemunya profesinalisme dan kebutuhan pasien. Keputusan bersama ini bagi pasien merupakan keinginan atau kebutuhan pasien, sedangkan bagi tenaga medis keputusan bersama berdasarkan kebutuhan pasien tanpa terjadinya interaksi antara dua kepentingan tersebut yang berkesuaian maka tidak akan terjadi keputusan bersama.
2.    Kesehatan
Kesehatan adalah konsep yang berlaku pada tiap potensi dari seseorang untuk menunjang kehidupannya. Kesehatan bukan hanya fisik tapi juga psikis.
3.    Keperawatan
Keperawatan dapat mendorong dan meningkatkan kualitas dari pasien untuk menunjang hidup, kesehatan, dan interaksi yang baik.
4.    Pasien
Pasien adalah individu dengan karakter unik, memilik hak untuk mendapatkan tujuannya berdasarkan pilihannya sendiri. Tujuan tersebut dapat berhubungan untuk bertahan dan meningkatkan hidupnya.

D.      Inti Teori
Symphonologi dapat dikalsifikasikan dalam Grand Theory karena lingkupnya yang luas. Husted membuat Teori Symphonologi tidak hanya dari perkembangan yang alami dalam pekerjaan tetapi juga karena kebutuhan dalam pedoman utama yang berhubungan dengan permasalahan etik dalam perawatan kesehatan.
-       Hak
Menurut Husted hak adalah elemen penting dalam etik. Symphonologi menjadikan hak sebagai konsep utama. Hak adalah hasil dari kesepakatan implisit antara makhluk - makhluk rasional, dibuat dan diselenggarakan berdasarkan rasionalitas mereka, tidak mendapatkan tindakan dari satu sama lain, atau untuk menempatkan satu sama lain dalam keadaan apapun kecuali melalui persetujuan sukarela.
-       Standar Bioethical
Kebaikan adalah standar etik dari sebuah praktik kesehatan. Kesepakatan antara hubungan pelayanan kesehatan perawat dengan pasien berlandaskan kebaikan. Berdasarkan asas kebaikan tersebut maka standar biethical mempunyai cabang yaitu otonomy, freedom, objectivity, beneficence, self-assertion, dan fidelity.
1.    Otonomy
Otonomy adalah keunikan individu, merupakan karakter utama yang mambangun individu tersebut. Individu mempunyai hak untuk bertindak karena keinginan atau kepentingan pribadinya. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan otonomy pasien maka tenaga medis tersebut membantu pasien membuat tujuan dan tindakan terhadap pasien sendiri.
2.    Freedom
Freedom adalah kekuatan (hak) untuk mengambil keputusan jangka panjang berdasarkan pada evaluasi diri sendiri terhadap situasi dan kondisi. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan freedom maka tenaga medis membantu pasien untuk memiliki visi dan motivasi yang jelas dalam jangka panjang berdasarkan keinginan pasien dengan mengikuti perubahan situasi dan kondisi.
3.    Objectivity
Objectivity adalah kemampuan untuk mengetahui dan bertindak terhadap sesuatu berdasarkan penilaian diri sendiri. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan objectivity maka tenaga medis membantu pasien untuk memungkinkan bertindak tepat berdasarkan otonomi dan kesadaran pasien sesuai dengan penilaian pasien sendiri.
4.    Beneficence
Beneficence adalah kemampuan dalam mengambil keputusan dan bertindak untuk memperoleh manfaat yang sesuai dengan manfaat dan tujuan seseorang. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan beneficence maka tenaga medis tersebut membantu pasien mengambil keputusan untuk kebaikan dan manfaat yang tertinggi untuk diri pasien sendiri dengan meminimalkan bahaya atau efek samping terhadap pasien tersebut.
5.    Self-assertion
Self-assertion adalah hak dan kemampuan pasien untuk menganmbil keputusan. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan self-assertion maka tenaga medis tersebut membantu pasien mengambil keputusan seseuai dengan keinginan pasien sendiri walaupun itu dinilai negatif bagi lingkungan pasien.
6.    Fidelity
Fidelity adalah hak dari pasien untuk mempercayai sepenuhnya tindakan tenaga medis terhadap dirinya tanpa mengetahui baik dan buruknya. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan fidelity maka tenaga medis tersebut dituntut untuk bertindak profesional.

-       Keyakinan
Menurut Gladys sebuah tindakan medis disepakati berdasarkan keyakinan dari tingkat keilmuan, kesadaran dan atau situasi.




Context of Awareness




Context Of the Situation












E.       Kesimpulan
Husted membuat teori etik dan decision-making berdasarkan pemikiran rasional yang dikombinasikan dengan wawasan dan pemahaman. Teori ini berasal dari konsep dasar hak asasi manusia. Atas dasar tersebut sehingga kesepakatan yang terjadi dalam hubungan tenaga medis dengan pasien berlandaskan diantaranya: otonomy, freedom, objectivity, beneficence, self-assertion, dan fidelity yang distabilkan berdasarkan keyakinan dari tingkat keilmuan, kesadaran dan atau situasi dari tenaga medis dan pasien.

https://www.youtube.com/watch?v=Cx2DfO_XHx0

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Eagle Belt Buckles