Bobby Knight
Hasrat menuju kesuksesan memang penting, tetapi yang lebih penting adalah hasrat untuk mempersiapkan kesuksekan.
Denis Waitley
Belajarlah dari masa lalu, rancang masa depan berdasarkan masa lalu tersebut, kemudian kendalikan setiap detail dari hidup anda.
Sabtu, 06 Juli 2013
Senin, 25 Februari 2013
Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis
02.48
Unknown
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai
pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan
keperawatan yang kokoh, dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak
bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada
setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk profesionalisme
keperawatan salah satunya ditunjukkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi kelima tahapan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Penerapan teori
keperawatan yang diperkenalkan oleh para ahli dibidang keperawatan perlu terus
dikembangkan penerapannya di lapangan atau pada praktik keperawatan. Banyak
teori yang telah diperkenalkan oleh para ahli
keperawatan. Salah satunya adalah
model konsep keperawatan yang dikembangkan oleh Afaf Ibrahim Meleis.
Teori yang diperkenalkannya adalah Teori Transisi. Model konsep yang
diperkenalkan oleh Meleis tersebut menekankan bahwa seseorang akan mengalami masa
transisi dalam hidupnya. Peran perawat dalam hal ini membantu individu tersebut
dalam masa transisi agar mampu memenuhi kebutuhan self-care pada saat kondisi
sakit atau tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Mengetahui Aplikasi Teori
Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis dalam Asuhan Keperawatan.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mengetahui
Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis yang didapat pada berbagai literature pustaka.
b.
Melakukan
kajian dari Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis yang didapat pada berbagai
literature pustaka tersebut
c.
Menganalisis
permasalahan yang ada di klinik atau pendidikan yang dapat dipecahkan dengan
menggunakan Teori Keperawatan Afaf Ibrahim Meleis
BAB II
TEORI TRANSITION AFAF IBRAHIM MELEIS
A. Sejarah Teori
Afaf Ibrahim Meleis
lahir di Alexandria, Yunani. Dia orang pertama dari Yunani yang mendapat gelar
BSN dari Universitas Syracus dan perawat pertama di Yunani yang mendapatkan
gelar MPH dan PhD dari Universitas Egyptian. Meleis menyelesaikan program keperawatan
di Universitas Alexandria, Yunani. Dari universitas California Los Angles dia
mendapat gelar MS dari keperawatan pada tahun 1964, MA dari pendidikan sosial
pada tahun 1966 dan PhD dipendidikan kedokteran dan sosial fisiologi pada tahun
1968.
Karirnya kombinasi
antara akademisi dan administrasi, setelah selesai Doktor dia bekerja sebagai
instruktur praktek di Universitas California dan asisten Profesor dari tahun
1968 – 1971, setelah itu dia mengabdikan diri di Universitas California San
Fransisco selama 34 tahun dan disana pula dia menemukan Toeri Transition. Pada
tahun 2002 dia menjadi Dekan di Universitas Pennsylvania.
Perkembangan
Teori Transition berkembang pada pertengahan tahun 1960-an ketika dia bekerja
sebagai PhD dan dia menjalani penelitian bersama teman – temannya. Dia
mempelajari Teori Transition berdasarkan fenomena perbedaan antara seorang ibu
yang kehamilannya direncakan dengan yang tidak direncanakan. Meleis mengawali
pekerjaannya dengan menjelaskan perubahan sehat menjadi sakit atau perubahan
yang tidak efektif dalam hubungannya ketidakcukupan memenuhi fungsi (role
insufficiency). Dia menjelaskan role insufficiency sebagai ketidakmampuan dalam
pengetahuan dan daya guna yang berkaitan dengan perasaan dan berhubungan dengan
perilaku sendiri atau lingkungan. Konsep ini membuar Meleis membagi Perubahan
Kesehatan berdasarkan perilaku, perasaan, dan isyarat dan simbol yang
berhubungan dengan fungsi, identitas dan proses non problematik.
B. Definisi dan Konsep Utama
Konsep utama
dari Teori Transition adalah:
1. Tipe dan pola perubahan
Bagian dari tipe perubahan
adalah pertumbuhan, sehat dan sakit, situasi dan organisasi. Perubahan
pertumbuhan diantaranya adalah kelahiran, penuaan, menepouse, dan kematian,
yang termasuk dalam perubahan sehat dan sakit adalah proses penyembuhan,
penanganan rumah sakit dan diagnosis dari penyakit kronis, sedangkan perubahan
organisasi mengarah pada perubahan kondisi lingkungan yang berefek pada
kehidupan dari klien seperti pekerjaan klien. Bagian dari perubahan pola perubahan
adalah kompleksitas dan keragaman.
2. Properties Of Transition Experience (Properti
dari perubahan karena pengalaman)
Properties Of Transition Experience adalah:
kesadaran, keterlibatan, perubahan dan perbedaan, rentang waktu, peristiwa dan
poin utama. Kesadaran didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan, pengakuan
dari perubahan karena pengalaman sedangkan tingkat kesadaran direfleksikan pada
derajat kesesuaian antara apakah pemahaman tentang proses dan respon dan apakah
merupakan harapan dari respon dan persepsi dari individu tentang perubahan.
Keterlibatan adalah
properti lain dari perubahan. Keterlibatan berarti tingkatan dimana seseorang
turut campur dalam proses perubahan. Tingkatan dari kesadaran dapat berakibat
pada keterlibatan seseorang dan keterlibatan terkadang bisa terjadi tanpa ada
kesadaran, sehingga tingkatan keterlibatan dari seseorang adalah kesadaran
secara fisik, emosi, sosial atau perubahan lingkungan.
Perubahan dan perbedaan
adalah properti perubahan. Perubahan pada identitas, status, kemampuan dan pola
dari perilaku dapat mendukung terjadinya perubahan internal maupun eksternal.
Perbedaan dapat dicontohkan dengan tidak terkabulnya harapan, merasa berbeda,
atau melihat dunia dan yang lainnya dengan jalan yang berbeda dan ini dapat
digunakan perawat kepada kliennya untuk mengetahui tingkat kenyamanan dan
penguasaan dengan perubahan dan perbedaan.
Rentang waktu juga
merupakan properti dari perubahan. Semua model perubahan akan berkaitan dengan
rentang waktu dan perubahan bisa dinilai setelah adanya perubahan dalam rentang
waktu tertentu.
Poin utama dan
peristiwa adaah properti perubahan yang terakhir, yang dijelaskan sebagai
penanda kelahiran, kematian, menarche, atau diagnosis dari penyakit. Poin utama
dan peristiwa juga berhubungan dengan peningkatan kesadaran dari perubahan atau
perbedaan atau aktifitas yang lebih terlibat dalam perubahan perubahan
berdasarkan pengalaman
3. Transition Conditions (Perubahan Kondisi)
Perubahan kondisi
adalah keadaan dimana seseorang tergerak untuk perubahan, dan fasilitas atau
halangan yang memaksa untuk perubahan terhadap kesehatan. Perubahan kondisi
diantaranya adalah personal, komunitas atau faktor sosial yang membuat
fasilitas atau memaksa untuk menjalani dan menghasilkan perubahan kesehatan. Kondisi
personal diantaranya pemahaman, adat dan budaya yang dipercaya, pendidikan
dan status sosial ekonomi. Kondisi
komunitas atau kondisi sosial dapat menjadi pencetus dalam perubahan.
4. Proses indikator dan Keluaran dari
indikator
Proses indikator
menururt maleis diantaranya adalah hubungan perasaan, interaksi, situasi dan
kondisi, peningkatan kepribadian serta analisis. Klien akan membutuhkan
perasaannya dan interaksi dalam lingkungannya untuk beradaptasi dengan situasi
dan kondisinya sehingga terjadi perubahan pengalaman dan kemampuan analisisnya.
Indikator pengeluaran menurut maleis adalah penguasaan dan keterpaduan
identitas personal/ klien.
5. Keperawatan Terapeutik
Konsep askep ada 3
ukuran yang dapat diaplikasikan dalam perubahan intervensi teraupeutik. Pertama
dapat mengusulkan diagnosa untuk asuhan keperawatannya. Diagnosa dapat berasal
dari berbagai pemahaman yang kompereherensif dari klien. Kedua, persiapan klien dalam menghadapi
perubahan dapat menjadi asuhan keperawatan. Ketiga, pemberian saran atau kritik
terhadap klien dapat diajukan dalam asuhan keperawatan.
Teori Keperawatan Gladys L. Husted
02.47
Unknown
No comments
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan
model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori
keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan
kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan
profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan
serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek
keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan
tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana
dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu
pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan
evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri
dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.
Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya,
dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory)
adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “ meta ”, yang
berarti “ perubahan pada posisi ”, “ diluar ”, pada level tertinggi, atau “ melebihi ” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge
atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti matematika (Krippendorf 1986
dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena
keperawatan ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah
kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai peran seperti pemberi
perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat,
peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih
dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut
perawat harus mempunyai kerangka berpikir yang sama.
Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Gladys
L. Huated yang
termasuk ke dalam teori Nursing Theory dengan teorinya Simphonological
Bioethical Theory. Teori Symphonological Bioetika adalah kesepakatan. Husted mendefinisikan symphonology (dari kata Yunani, Symphonia,
kesepakatan makna) sebagai: studi tentang perjanjian di arena perawatan
kesehatan antara tenaga kesehatan dan pasien. Ini
adalah studi tentang etika implikasi dari tenaga kesehatan profesional. Ini adalah satu set standar
perilaku, prasyarat interaksi yang diperlukan untuk kesepakatan dan
profesional, yang membutuhkan kontekstual pemahaman dan aplikasi untuk
interaksi yang ideal dalam pengaturan pelayanan kesehatan.
B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan teori Simphonological
Bioethical dari Gladys L. Husted.
Tujuan
khusus penulisan makalah meliputi:
1.
Menjelaskan
konsep teori Simphonological Bioethical
dari Gladys L. Husted
2.
Menjelaskan
paradigma keperawatan teori Simphonological Bioethical
3.
Menjelaskan
penerapan teori Simphonological Bioethical
dari
Gladys L. Husted dalam asuhan
keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Latar Belakang Pencetus Teori
Gladys
Husted lahir di Pittsbrugh, hampir selama hidupnya dia di Pittsbrugh. Dia
mendapat gelar bachelor tentang ilmu keperawatan di Universitas Pittsbrugh pada
tahun 1962 dan memulai praktik dipelayanan kesehatan dan merawat pasien pasca
bedah. Pada tahun 1968 dia mendapat gelar master keperawatan sambil mengajar di
Louise Suyden School Of Nursing at St. Margaret’s Memorial Hospital di
Pittsbrugh.
James
Husted lahir di Kingston, Pennsylvania ketika dia berada di ketentaraan Jerman.
Dia lebih tertarik pada permasalahan etik akhirnya, dia melepas karirnya
sebagai tentara dan berfokus pada perusahaan asuransi kesehatan dan pada tahun
1974 dia menikah dengan Gladys yang akhirnya pertemuan atau pernikahan mereka
menjadi awal dari teori Symphonologi karena teori tersebut hasil dari diskusi
mereka.
B.
Sumber Teori
Menurut Husted pengertian dari Symphonologi adalah pembelajaran tentang
kesepakatan dan bagian – bagian yang penting untuk terjadinya kesepakatan.
Dalam pelayanan kesehatan Symphonologi dapat berarti kesepakatan antara tenaga
medis dengan pasien. Pengembangan teori ini berawal untuk membangun praktek
berdasarkan kesepakatan dengan membuat model yang menjelaskan langkah yang
benar untuk tenaga medis dan pasien. Nama teori ini berasal dari Yunani yaitu
Symphoni yang berarti kesepakatan
Etik adalah sistem
standar untuk memajukan, menentukan dan membenarkan perilaku untuk mendapatkan
tujuan utama dan dasar. Etik juga dapat diartikan sebagai pengetahuan untuk
menjadikan kehidupan lebih baik dan teratur.
C.
Konsep Utama dan Definisi
1.
Kesepakatan bersama
Kesepakatan
bersama dalam hubungan tenaga medis dengan pasien terbentuk dari bertemunya
profesinalisme dan kebutuhan pasien. Keputusan bersama ini bagi pasien merupakan
keinginan atau kebutuhan pasien, sedangkan bagi tenaga medis keputusan bersama
berdasarkan kebutuhan pasien tanpa terjadinya interaksi antara dua kepentingan
tersebut yang berkesuaian maka tidak akan terjadi keputusan bersama.
2.
Kesehatan
Kesehatan
adalah konsep yang berlaku pada tiap potensi dari seseorang untuk menunjang
kehidupannya. Kesehatan bukan hanya fisik tapi juga psikis.
3.
Keperawatan
Keperawatan
dapat mendorong dan meningkatkan kualitas dari pasien untuk menunjang hidup,
kesehatan, dan interaksi yang baik.
4.
Pasien
Pasien
adalah individu dengan karakter unik, memilik hak untuk mendapatkan tujuannya
berdasarkan pilihannya sendiri. Tujuan tersebut dapat berhubungan untuk
bertahan dan meningkatkan hidupnya.
D.
Inti Teori
Symphonologi dapat dikalsifikasikan dalam Grand Theory
karena lingkupnya yang luas. Husted membuat Teori Symphonologi tidak hanya dari
perkembangan yang alami dalam pekerjaan tetapi juga karena kebutuhan dalam
pedoman utama yang berhubungan dengan permasalahan etik dalam perawatan
kesehatan.
- Hak
Menurut
Husted hak adalah elemen penting dalam etik. Symphonologi menjadikan hak
sebagai konsep utama. Hak adalah hasil dari kesepakatan implisit antara makhluk
- makhluk rasional, dibuat dan diselenggarakan berdasarkan rasionalitas mereka,
tidak mendapatkan tindakan dari satu sama lain, atau untuk menempatkan satu
sama lain dalam keadaan apapun kecuali melalui persetujuan sukarela.
- Standar Bioethical
Kebaikan
adalah standar etik dari sebuah praktik kesehatan. Kesepakatan antara hubungan
pelayanan kesehatan perawat dengan pasien berlandaskan kebaikan. Berdasarkan
asas kebaikan tersebut maka standar biethical mempunyai cabang yaitu otonomy, freedom, objectivity, beneficence,
self-assertion, dan fidelity.
1.
Otonomy
Otonomy
adalah keunikan individu, merupakan karakter utama yang mambangun individu
tersebut. Individu mempunyai hak untuk bertindak karena keinginan atau
kepentingan pribadinya. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan
tindakan berdasarkan otonomy pasien
maka tenaga medis tersebut membantu pasien membuat tujuan dan tindakan terhadap
pasien sendiri.
2.
Freedom
Freedom
adalah kekuatan (hak) untuk mengambil keputusan jangka panjang berdasarkan pada
evaluasi diri sendiri terhadap situasi dan kondisi. Jika seorang tenaga medis
mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan freedom
maka tenaga medis membantu pasien untuk memiliki visi dan motivasi yang jelas
dalam jangka panjang berdasarkan keinginan pasien dengan mengikuti perubahan
situasi dan kondisi.
3.
Objectivity
Objectivity adalah kemampuan untuk mengetahui dan bertindak terhadap sesuatu
berdasarkan penilaian diri sendiri. Jika seorang tenaga medis mengambil
kesepakatan tindakan berdasarkan objectivity
maka tenaga medis membantu pasien untuk memungkinkan bertindak tepat
berdasarkan otonomi dan kesadaran pasien sesuai dengan penilaian pasien
sendiri.
4.
Beneficence
Beneficence adalah kemampuan dalam mengambil keputusan dan bertindak untuk memperoleh
manfaat yang sesuai dengan manfaat dan tujuan seseorang. Jika seorang tenaga
medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan beneficence maka tenaga medis tersebut membantu pasien mengambil
keputusan untuk kebaikan dan manfaat yang tertinggi untuk diri pasien sendiri
dengan meminimalkan bahaya atau efek samping terhadap pasien tersebut.
5.
Self-assertion
Self-assertion adalah hak dan kemampuan pasien untuk menganmbil keputusan. Jika seorang
tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan self-assertion maka tenaga medis tersebut membantu pasien mengambil
keputusan seseuai dengan keinginan pasien sendiri walaupun itu dinilai negatif
bagi lingkungan pasien.
6.
Fidelity
Fidelity adalah
hak dari pasien untuk mempercayai sepenuhnya tindakan tenaga medis terhadap
dirinya tanpa mengetahui baik dan buruknya. Jika seorang tenaga medis mengambil
kesepakatan tindakan berdasarkan fidelity
maka tenaga medis tersebut dituntut untuk bertindak profesional.
- Keyakinan
Menurut
Gladys sebuah tindakan medis disepakati berdasarkan keyakinan dari tingkat
keilmuan, kesadaran dan atau situasi.
E.
Kesimpulan
Husted membuat teori etik dan decision-making berdasarkan
pemikiran rasional yang dikombinasikan dengan wawasan dan pemahaman. Teori ini
berasal dari konsep dasar hak asasi manusia. Atas dasar tersebut sehingga
kesepakatan yang terjadi dalam hubungan tenaga medis dengan pasien berlandaskan
diantaranya: otonomy, freedom,
objectivity, beneficence, self-assertion, dan fidelity yang distabilkan berdasarkan keyakinan dari tingkat
keilmuan, kesadaran dan atau situasi dari tenaga medis dan pasien.